Jumat, 02 April 2010

SUKU TABATI DAN SEJARAH



(Sumber tulisan :PERKEMBANGAN JEMAAT DI TABATI DARI MASA KE MASA ;Karangan : Lodwijk Hamadi )


Suku Tabati merupakan satu diantara hampir 250-an suku di Tanah Papua. Memiliki 2 hirarki keodoafian yaitu Hamadi dan Ireeuw yang pada masa lalu pernah memiliki wilayah kekuasaan besar hampir meliputi 2/3 dari wilayah dataran Tabi (Bonggo/Sarmi - Wewak/PNG ) .

Didalam 2 keondoafian tersebut memiliki beberapa suku-suku didalamnya, yaitu : Injama, Affar, Hassor, Dawir, Haay, Hababuk , Merauje, Srem-Merauje, Srem srem, Iwo, Hanasbey, Itaar, Mano.
Keondoafian Tabati juga membawahi satu wilayah adat Injros, yang lebih dikenal sekarang dengan nama Enggros, suku-suku yang ada didalamnya yaitu : Drunyi, Sanyi, Semra, Meraudje juga masuk dalam struktur keondoafian Hamadi dan Ireeuw.

Pada masa awal pekabaran Injil pernah tercatat beberapa kali bahwa Ondoafi Tabati dari Keondoafian Hamadi yaitu : Yantiwai, meminta bebrapa kali kepada missionaries G. L. Bink untuk dapat dikirimkan beberapa guru zendeling untuk menetap di Metu debi.
Keondoafian Tabati Laut-Ireeuw sendiri pernah tercatat memiliki armada perang laut yang perkasa dan gagah berani, menaklukan banyak suku dan kampung disekitarnya dan kemudian dijadikan daerah wilayah jajahannya. walaupun begitu kebiasaan memotong kepala musuh lalu dibawa pulang kerumah serta makan manusia tidak dilakukan oleh suku ini seperti yang dilakukan suku-suku lain dibelahan Papua lainnya seperti yang ditulis oleh K. W. Galis dalam bukunya Papuas Van De Humboldt-Baai – hal.29 .

Pada era pekabaran injil pun tercatat salah satu anak dari Ondoafi Ireeuw yaitu Zeblon Ireeuw disekolahkan ke..sekolah Guru Agama di Miei (Manokwari ) pada tahun 1938-1939 dan kemudian bekerja sebagai Guru jemaat diwilayah Resort Hollandia yaitu : Sentani, Tanah Mera, Sarmi dengan meninggalkan kesulungannya memegang tampuk keondoafiannya yang kemudian kembali dipegangnya pada masa tuanya ketika telah pensiun tahun 1976 sebagai guru jemaat dan kemudian meninggal dunia dengan gelar Ondoafipada tanggal 15 September 1990.
Sumbangsih keondoafian Ireeuw pun tak dapat dilupakan oleh GKI di Tanah Papua dengan memberikan tanah hak ulayatnya secara cuma-cuma untuk pembangunan gedung gereja seperti Gedung Viadolorosa Tabati, Gedung Gereja Imanuel Hamadi, Gedung Gereja Diaspora Kotaraja, Gereja Pengharapan lama, Pengharapan Baru, Gedung Percetakan GKI ( Kloofcamp). Selain itu Keondoafian Hamadi memberikan tanah kepada–Gedung Gereja Pniel Kotaraja, Suku Dawir juga memberi secara sukarela tanah bagi Gedung Gereja Silo Entrop .

Tidak ada komentar: