Selasa, 04 Mei 2010

Perempuan Pemegang Hak Kesulungan





%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Kali ini aku mau menulis tentang kehidupan pribadi seorang perempuan yang memegang hak kesulungan dalam kehidupan lingkungan masyarakat Youtefa.
Tersebutlah Naci Fouma Hamadi,merupakan anak sulung dari Ondoafi Yanthi yang adalah Ondoafi besar Hamadi.Sistem Patriliniar yang dianut oleh suku bangsa ini mengakibatkan tampuk pimpinan keondoafian dipegang oleh kerabat tingkatan kedua dari keluarga besar Ondoafi ini.Namaun hal ini tak pernah sekalipun menyulutkan apa yang disebut dengan Hak kesulungan dari Ibu Naci Fouma Hamadi yang kebetulan sekali adalah Nenek kandung saya.Pulau Hamadi ( Mathilda Islands ) yang tepat berada depan kompleks AL di Hamadi-Jayapura merupakan kebun pribadi milik mendiang Ondoafi Yanthi yang diwariskan kepada anak sulungnya ini.
Ondoafi Yanthi ( Kakek Buyut saya ) sendiri meninggal dalam usia yang sangat muda dan meninggalkan anak perempuan sulungnya ini dalam usia yang masih balita.

Kemudian dibesarkan oleh Ibu angkatnya ( Isteri I Yanthi ) sampai menginjak dewasa dan akhirnya menikah dengan pemuda dari marga Ireuw.

Beberapa lokasi tanah adat dan dusun sagu menjadi hak mutlak bagi perempuan yang satu ini,yang tak dimiliki oleh perempuan lain lagi di Youtefa.
Hak Absolute ini dimiliki olehnya.

Di kampung Tabati sendiri ada timbunan tanah dan karang yang sengaja dilakukan/reklamasi oleh suku dari Enggros baginya,menurut ibu Fouma sendiri pada saat itu dia berusia 13 tahun.

Salah satu ceritera menarik lainnya dari perempuan sulung ini yang menarik bagi saya adalah tindakan penyelamatan baginya yang dilakukan oleh Para pembantunya/Pesuruh ( RowHess) pada saat PD II pecah dikawasan teluk Humboldt tahun 1946.Yah,kita tahu bahwa pada saat itu terjadi penyerbuan besar-besaran di kawasan ini oleh pasukan sekutu yang meluluh lantahkan semua kampung,kebun,dusun sagu,dusun kelapa dsbnya..
Pada saat itu gadis sulung ini dilarikan ke Ormu ( Kampung Nakasawa ) untuk disembunyikan disana lalu kemudian mengungsi lagi ke PNG (Vanimo) dan kembali ke Kampungnya,Youtefa setelah Perang reda.
Hak kesulungan ini mengakibatkan tindakan keselamatan ini harus dilakukan kepadanya.

Masa ganti Masa,Ondoafi ganti Ondoafi..Hak itu tetap dipegangnya.Ada satu tradisi kematian para darah kesulungan di keondoafian Hamadi yang belum lengkap apabila Fouma belum memberikan satu ekor Babi...dengan ukuran Besar dan bertaring.
Karisma itu terlihat dengan jelas di wajah dan kata-katanya.

Aku akan menyambung kisah ini selanjutnya pada tulisan yang berikut.
Yang penting bagi saya sekarang ini sebagai cucu kandungnya adalah mau mengucapkan selamat Ulang Tahun Nenek tersayang 2 Mei 2010 ke 79 Tahun.Tuhan Jaga dan Berkati karena engkau Perempuan pemegang Hak kesulungan...(bersambung)


%%%%%%%%%%%%%%%%%
Keterangan Gambar

1.Foto Ibu Naci Fouma Ireuw Hamadi
2.Foto penyerbuan pasukan sekutu pada PD II ke Humboldt Bay
3.Foto Rumah kediaman keondoafian di Tabati tempo dulu dengan timbunan tanah dan karang didepanya yang sengaja dilakukan untuknya.

Jumat, 23 April 2010

Perjalanan F.J.F.Van Hasselt ( bagian II - penutup )








Kunjungan III
Di bulan Januari 1910 datang ke Youtefa lalu kembali lagi.

Kunjungan IV
Tahun 1911 F.J.F.Van Hasselt menyeberang ke Mamberamo/ Sarmi dengan perahu yang didayung oleh 20 pendayung dari Kurudu menyusuri pantai Sarmi, Tanah Mera dan akhirnya tiba di Metu Debi.

Kunjungan V
1912 dan 1913 misionaris F.J.F. van Hasselt kembali mengadakan perjalanan keliling (turnee) di daerah ini.

Missionaris Van Haselt mendorong penduduk Tabati untuk menyerahkan benda-benda berhala dari rumah berhalanya pada bulan Agustus 1912 Ini terjadi tanpa mengganggu ketertiban , tapi juga tanpa akibat-akibat tertentu.


%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
( data dari buku : Sejarah Jemaat Tabati,Jemaat mula-mula di teluk Humboldt - karangan Penatua.Loudwik Hamadi )

Keterangan gambar : Sidi Jemaat tahun 1969- koleksi pribadi kel.L.Hamadi

Jumat, 16 April 2010

TONGKAT ESTAFET INJIL DARI G.L.BINK ke F.J.F.VAN HASELLT DI YOUTEFA (Bagian.I-bersambung)




TONGKAT ESTAFET INJIL DARI G.L.BINK ke F.J.F.VAN HASELLT DI YOUTEFA (Bagian.I-bersambung)

(Sumber dari buku : Jemaat Tabati suatu Jemaat Mula-mula di Teluk Humboldt dan Youtefa karangan Penatua Loudwyck Hamadi)


Kunjungan-kunjungan F.J.F.Van Hasselt di Humboldt,Youtefa dan sekitarnya.

Kunjungan I tahun 1897
Mengikuti perjalanan inspeksi Residen D.W. Horst, dengan kapal “Borneo”.

F.J.F.Van Hasselt terkesan oleh tiga hal yang sangat positif , yaitu : *Kampung-kampung adalah cukup besar dan
*penduduknya suka menetap disatu tempat; *tidak ada pengayauan dan perbudakan;
*orang tidak mengenal tuak.


%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%


Kunjungan II tahun 1908
Kunjungan orientasi dari tanggal 11 Agustus sampai 2 September

Memberikan vaksinasi kepada penduduk terhadap wabah cacar yang kembali mengganas.

Dimana-mana orang menerima bantuannya kecuali kampung Nafri tak mau terima vaksinasi dan tercatat meninggal 114 orang.

Yantiwai ( Ondoafi Besar Tabati Enggros) meninggal karena penyakit cacar, kemudian diganti oleh anaknya Rumadic.

Keterangan Gambar :

KTLV Leiden : Orang Tabati laki-laki dalam Rumah "Mauw" (Rumah Laki-laki)
KTLV Leiden : Perempuan Tabati dengan latar belakang rumah serta gantungan kulit kayu

THE TOP TEN TIPS TO BECOME A GOOD TEACHER








All friends of me always say,"you are lucky because you now have a great jobs,greats family..absolutly you close to all people says Success...

For me its no happen in one day..but still in one long term process with role of planty key person...likes my parents,my Familly and of course my teacher...

Teacher..yes this persons maybe dont know about they good kindness..

My big Honour is for you...My Teacher..


%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Hereafter i copy one article from one my favourite web site http://www.teacher-appreciation.info


THE TOP TEN TIPS TO BECOME A GOOD TEACHER


For some people, teaching has always been a vocation. For others, however, the wonderland of education was a late discovery. What is sure is that teaching is unique and it doesn’t feel like anything else. Another fact is that teaching is hard: it requires a lot of particular skills, the ability to adapt to everything and everyone and the will to compromise for pupils. See below our selection of tips to excel at work.

• Be good at explaining things: Teaching requires a lot of patience. Explaining will be your man activity and you have to be sure that people gets you.

• Always keep your cool: Children and teenagers of all ages tend to be provocative sometimes. For most students, irritating you is usually a good way for them to put you to the test.

• Set your rules and stick to it: It is important to show transparence in your class, especially when it come to grades. Explain how you proceed from the beginning, this way, nobody will have the opportunity to question your methods.

• Be fair: It is sometimes very difficult to differentiate the work of a student and the student himself. Don’t forget that the pupils’ personalities are not at stake during a lesson and that everyone is to be treated equally.

• Master the content you teach: being credible is essential for a teacher. He/she has to remain a model for their students. That is why proving you actually know what you are talking about is a great part of your prep work.

• Manage your time: nothing is worse than a teacher that sidetracks from the actual subject of the class. Remain concise and control the time that has been given to you. This way, you will keep your students concentrated and interested.

• Be rewarding: students need to be pushed, and they also need to know when they are doing great or not. Take the time to compliment when necessary.

• Be entertaining: it has been proved that humor is a very good way to get people’s attention. Students will stay focused if they are entertained. Be passionate!

• Communicate: if you happen to have problems with one of your student, a parent or a colleague, just talk it out. Isn’t it the best way to arrange work things out?

• Chose the right age range to teach to: finally, you have to be comfortable with your students. If you are not good with children, for instance, don’t teach in elementary schools.


%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

May this article can utilitarian for you all TEACHER...


Picture :
*KTLV Leiden - Papoes in de klas - Joka about year 1950
*PcDP UNDP Papua office documentation-Paul Stumuller

Kamis, 15 April 2010

PERAHU ALAT TRANSPORTASI LOKAL DI KAMPUNG ( Bagian.2-penutup)





PERAHU ALAT TRANSPORTASI LOKAL DI KAMPUNG ( Bagian.2-penutup)
Cara peletakan perahu pada kampung-kampung tepian yang terdiri dari rumah tiang diatas rawa atau pinggiran pantai,sungai dan danau biasanya perahu akan ditambatkan dengan tali dan diikiatkan pada tiang atau diberi pemberat dan dibiarkan berlabuh diatas permuakaan air.Ada yang meletakan perahu-perahu tersebut diatas para-para yang dibuat tersendiri khusus untuk perahu atau juga dipara-para teras rumah tersebut.
Pada saat pergi ke kebun atau daratan,biasanya perahu itu juga akan ditempatkan pada tempat yang aman dan biasanya secara umum telah merupakan tempat dimana masyarakat pada umumnya meletakan perahu.
Di masyarakat Youtefa sendiri ada perbedaan khusus juga untuk meletakan perahu antara masyarakat biasa dan keluarga ondoafi.
Siapapun dia tidak bisa dengan seenaknya menggunakan perahu orang lain yang sedang diletakan dipesisir atau ditinggal pergi oleh pemiliknya ke hutan atau kebun,betul-betul itu haram hukumnya.begitupun dengan seenaknya mengambil alat pendukung seperti penimba air,papan tengah atau papan duduk apalagi dayung dari perahu.Untuk menghindari hal ini biasanya pemilik perahu itu akan meletakan alat pendukung seperti dayung dan lain-lain ditempat yang rahasia disekitarnya.
Untuk wilayah pesisir pantai seperti di Teluk Humboldt dan Youtefa biasanya ada perbedaan antara perahu laki-laki dan perahu perempuan.
Perahu yang digunakan kaum perempuan biasanya tidak menggunakan semang-semang atau sering dikenal kole-kole atau bahasa local tabati adalah “Huut”,sayangnya perahu jenis ini sudah jarang dijumpai lagi di kampungku sekarang.Model Perahu hampir mirip dengan perahu tradisional di Suku Asmat dan suku-suku didanau Sentani.
Perahu laki-laki biasanya memiliki satu semang dan juga dilengkapi dengan perlengkapan para-para yang bisa dipasang dan dilepas sewaktu-waktu tergantung kebutuhan.Kegunaan Para-para diperahu seperti untuk meletakan hasil kebun,bibit tanaman dan juga jarring ikan dan lain sebagainya.
Alat pendukung diperahu pada umumnya adalah ; Dayung,Tali pengikat,Semang-semang,Penimba air,Papan pengalas tengah perahu,dan Papan duduk.(penutup)

Keterangan Gambar :
Gambar Rumah di Kampung Tabati sumber KTLV Leiden
Gambar Perahu Asmat Document PcDP_UNDP Papua karya Paul Stumuller

PERAHU ALAT TRANSPORTASI LOKAL DI KAMPUNG ( Bagian.1)





PERAHU ALAT TRANSPORTASI LOKAL DI KAMPUNG ( Bagian.1)
Perahu adalah salah satu alat pendukung aktivitas harian bagi masyarakat Papua yang hidup di pesisir pantai. Perahu sebagai alat transportasi di laut,sungai dan danau telah menjadi kebutuhan utama dari anggota masyarakat di setiap kampung, waktu belum ada alternative alat transportasi lain.
Pada malam harinya mereka bisa menggunakan untuk digunakan mencari ikan di pesisir pantai dan teluk,sementara siang harinya mereka gunakan untuk mengantar mereka kedaratan untuk berburu dan meramu disana.
Bentuk dan cara pembuatan perahu memiliki perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.Wilayah yang memiliki kesamaan karakteristik budaya biasanya memiliki bentuk dan cara pembuatan perahu yang sama.Wilayah Tabi yang tersebar dari Mamberamo sampai Youtefa memiliki kemiripan bentuk perahu yang sama persis antara satu dengan lainnya begitu juga cara pembuatannya dengan cara menggali kayu perahu yang berasal dari jenis kayu tertentu di hutan.

Cara menggali kayu pada jaman dulu menggunakan kapak kayu.
Pada sekeliling perahu biasanya akan dihiasi dengan ukir-ukiran dan asesories lainnya .Ukiran-ukiran yang ada pada keliling tubuh perahu biasanya akan menjelaskan dari suku apa pemilik perahu itu dan tingkatan adatnya(apakah kepala suku atau masyarakat biasa ).

Bentuk perahu dan cara pembuatan perahu didaerah wilayah Kepala Burung (Manokwari,Biak,Yapen dan Waropen)berbeda dengan di wilayah Tabi ini.Di daerah Yapen ,Perahu pada jaman dulu juga dipakai sebagai alat pembayaran mas kawin bagi anak perempuan kepala suku/keret. (bersambung ).



Keterangan Gambar :

*Orang Youtefa dulu sedang menggali batang pohon untuk membuat perahu - sumber gambar : KTLV Leiden.

*Gambar perahu di Tabati - karya : Lucky Ireeuw

*Gambar perahu di Supiori - sumber gambar : KTLV Leiden

Rabu, 14 April 2010

Harapan Missionaris G.L.Bink





“…Walaupun saya hanya mempermandikan dengan air,saya berdoa dengan sesungguh hati agar Tuhan akan mempermandikan mereka dengan Roh Kudus dan agar pengakuan iman yang diucapkan sebelum pada waktu pembabtisan itu memang jujur…”
********************

(kata-kata missionaries G.L.Bink pada saat membabtis Waro-Wasa Itaar dan Fday Hamadi di Pulau Roon pada 26 Mei 1893 ,seperti dikutip dalam buku "Ajaib di mata kita",karangan F.C.Kamma)
********************

Keterangan Gambar :
Penginapan pertama di Metu Debby milik Tn.Semborwai,tempat dimana Misionaris,Peneliti dan para pedagang menginap.

MEMORY DI HOLLANDIA










Seiring turunnya kabut di senja hari
yang menutupi alam di lembah sunyi
Burung malam pun ikut bernyanyi
Menyanyikan lagu kerinduan hati

Buah Matoa telah mewangi
memerah bagai burung Cenderawasih
Dari kejauhan terlihat samudera
Merentang Luas bagai permadani

Alangkah indah alam di bukit ini
diatas kota Jayapura
Sekali aku terduduk disini
Terasa enggan untuk pergi

Biarlah lembah ini menjadi saksi
kisah hidupku dilembah sunyi
biarlah cintaku tetap abadi
seabadi alam di lembah sunyi

Syair Lagu..Kisah Hidup di Lembah Sunyi
dinyayikan oleh : Trio Ambisi
###########################################################
Banyak diantara penghuni kota ini yang tak pernah bisa melupakannya.
Kerinduan akan kota ini terus terulang dan terulang dalam ingatan mereka.
Aku sangat tertarik dengan ceritera dari beberapa keluarga orang Belanda yang pernah bekerja dan tinggal di kota ini yang memang sampai detik ini terus mengaguminya.
Gambar gambar diatas saya ambil dari beberapa website pribadi teman-teman berkebangsaan Belanda yang sengaja mereka muat dalam web mereka.Ini bukan satu web saja yang aku jumpai dalam dunia maya yang menkisahkan tentang kehidupan masa kecil mereka di kota Hollandia dan Papua dulu tetapi banyak sekali...,malah ruapanya mereka memiliki club dan juga NGO untuk perhimpunan mereka..

Selasa, 13 April 2010

PARLEMEN PAPUA






















Nieuw Guinea Raad,begitu nama untuk Parlemen Papua.Badan ini pernah ada di Tanah Papua.Banyak pihak yang mengatakan ini hanya bentukan pemerintah Belanda,banyak juga yang mengatakan ini adalah suatu bukti bahwa negara Papua itu pernah ada.
Sebagai angkatan generasi sekarang yang hanya mendengar semua kisah ini dari cerita orang tua dan buku-buku sejarah,kami sangat bangga dengan keberadaan mereka,tak mau tahu dengan sedalam apa orang menganalisa Parlemen ini,seburuk apa orang mau menilai keberadaan mereka.
Gedung Dewan kesenian sekarang didekat Taman Imbi-Kota Jayapura adalah saksi bisu sejarah tersebut.
Gambar yang saya coba muat saat ini mudah-mudahan dapat memberi gambaran yang cukup bagi pembaca sekalian tentang keberadaan mereka,Parlemen Papua.

( Keterangan gambar diambil dari banyak sumber )

Senin, 12 April 2010

Papua 'ready to explode'



Papua 'ready to explode'

by :TOM HYLAND from www.theage.com.au
April 11, 2010
.
Bloodshed waiting to happen: Some hope Obama's visit to Jakarta in June will be a chance for visionary preventive diplomacy. Photo: Reuters
INDONESIAN Papua risks erupting in bloodshed, with huge loss of life and disastrous consequences for Indonesia and Australia, a new book warns.

The book, by respected Australian academics, says Indonesian and international leadership is essential to avert catastrophe and end almost 50 years of conflict that has claimed tens of thousands of lives.

It says Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono has failed to stand up to his generals who foment the conflict, while Canberra's diplomacy has been ''insipid'', despite the potential consequences for Australia.

''Unless there's a positive approach to dialogue, it's a matter of when, not if, an eruption of violence occurs,'' Professor John Braithwaite, who led the research behind the book, told The Sunday Age.

The book, Anomie and Violence: Non-truth and reconciliation in Indonesian peacebuilding, characterises conditions in West Papua and Papua provinces as a ''dangerous calm'', with repression and exploitation feeding deep resentment and alienation among indigenous people.

The repression includes torture, rape and sexual mutilation so gruesome that the academics agonised over publishing details.

The extent of repression has not changed, despite the democratic transformation of Indonesia since the fall of the Suharto dictatorship in 1998 and local autonomy promised to Papuans in 2001.

The ANU academics contrast Dr Yudhoyono's failure to to deal with the Papua conflict with his successful role in ending other internal conflicts, especially in Aceh.

They warn of growing Papuan support for armed conflict to wrest independence from Jakarta, which won control of the territory in 1969 after what is is now widely acknowledged as a fraudulent vote.

Drawing on research in Papua, they say many young highlanders declare they are ready to die, while members of the pro-independence Free Papua Organisation, the OPM, see no option but to take up arms.

They quote an OPM fighter saying the organisation hoped to provoke a ''Super Santa Cruz'' to draw international attention to their cause - a reference to the Indonesian army massacre in Dili's Santa Cruz cemetery in 1991, a decisive event in East Timor's independence struggle.

An eruption of violence would likely result in an exodus of refugees to Australia, creating a crisis in relations between Jakarta and Canberra.

Such a scenario would be a ''lose-lose-lose'' situation for Dr Yudhoyono, Prime Minister Kevin Rudd and the people of Papua, ''who would suffer untold loss of life and liberty''.

While the OPM is militarily ineffective, it had the capacity to ''kill a lot of Indonesian soldiers and police in the highlands'', triggering massive retaliation. Only ''visionary preventive diplomacy'' can prevent renewed war, the book warns.

This should involve Jakarta, Canberra, Washington, the EU and church and other groups in Papua in promoting a peaceful resolution of the conflict.

While Dr Yudhoyono is a ''decent man and a peacebuilder'', he was unwilling to stand up to ''homicidal elements'' in the military most responsible for the conflict.

Nor was the international community willing to show leadership.

''Australian diplomacy has been especially insipid in this regard,'' the book says.

Professor Braithwaite said Australian diplomats seemed unwilling to confront the potential disaster on Australia's doorstep. ''It's terribly depressing that Australian diplomacy has been so feeble,'' he said.

There was, however, pressure from sections of the US Congress, leading to the prospect of President Barack Obama raising the issue when he visits Jakarta in June. ''This is a great opportunity for Obama and Yudhoyono to do great things together,'' Professor Braithwaite said.

Ads by Google
Picture Photo: by Reuters

Rabu, 07 April 2010

YOUTEFA PUSAT TRANSFER BUDAYA



Transfer tarian dan lagu sudah ada sejak suku-suku didataran Tabi ini ada.
Youtefa tepatnya keondoafian Tabati menjadi Pusat transfer budaya antara Timur dan Barat.Hal ini ditulis juga oleh K.W.Galis dalam bukunya PAPOEAN VAN DE HUMBOLDT BAAIS
pada satu abad yang lalu.
Transfer tarian dan lagu terjadi dari wilayah Pulau Lamayan,Sasando,Warvu,Malala di wilayah Aitape ( East Sepik Province di Papua New Guinea ke arah wilayah Tabi khususnya daerah Teluk Humboldt,Youtefa dan sampai ke Sentani.

Itulah sebabnya banyak kita dapati lagu-lagu tarian adat yang dinyanyikan biasanya dengan menggunakan bahasa Pidgin di"Mix" dengan bahasa daerah mereka.
Contoh saja lagu "Osipo",yang mengkisahkan tentang seorang anak muda bernama Osipo dari pulau Malala (Aitape)

Bunyi Lirik lagunya :
Osipo lelunso
Osipo Manggi Malala
O Eta Mela melae
Lelunso
Eta Komande
Austrela isa e..

Lagu ini kemudian banyak ditarikan di Tabati,Enggros,Kayu Pulo,Bahkan sampai ke Sentani pada saat ini.
Dari arah Timur sanapun ada gerakan tari pagar yang menjadi sangat digemari didataran Tabi ( Seperti pada gambar )
Ada dua macam yaitu yang berasal dari Warvu dan dari Sasandu.
Tarian ini biasanya ditarikan pada acara adat penting bagi Ondoafi.

kedua Gambar diatas merupakan gambar Kelompok penari dari skouw yang menari tari Pagar Warvu pada saat acara kematian Ondoafi Yantiwai tahun 1908 yang diabadikan oleh penginjil F.J.F.Van Hasselt ketika berkunjung pada saat acara kematian itu.
Acara ini dikenal dengan intilah "Mas Wee" ( Menolak Roh Kematian )biasanya dilakukan dengan tarian Pagar ini.
Pada dasarnya tarian ini menggunakan lebih banyak not "La" dan "Fis"..jadi kedengarannya sangat minor...tak berubah dari awal sampai akhirnya.


Untuk Wilayah Timur ( PNG ) sendiri,mereka sangat berminat dengan jenis tarian perang dari Sentani ( Fi Yee )..
Proses pentransferan ini biasanya terjadi di Mauw ( Rumah Ondoafi ) di Tabati,dimana hampir setiap saat ada saja kepala suku,Ondoafi atau budayawan dari kampung lain yang datang untuk mempelajari tarian dan lagu disana.

Demikian dulu kisah saat ini tentang transfer budaya di Youtefa,semoga dapat menambah pengetahuan kita semua.

Selasa, 06 April 2010

KAMPUNGKU DULU DAN SEKARANG



Memang banyak yang akan berubah dari suatu waktu ke waktu lainnya dalam suatu masyarakat.Yang tetap ada dari dulu sampai sekarang adalah Kearifan lokal,Kebiasaan lokal,budaya lokal..dsbnya yang bersifat dari mereka sendiri.
Tapi yang mengalami perubahan biasanya menyangkut dengan pengaruh dari luar seperti gaya berpakaian,Rumah,Jalan,Fasilitas umum,sistem pemerintahan kampung,dsbnya.

Kampung Tabati dalam gambar-gambar ini dapat dilihat perubahan signifikan yang terjadi:
Rumah dengan Atap Daun sagu di ganti dengan Atap Seng ( sejak PD II usai-memakai seng sisa perang ),Jalan jembatan kampung dari Batang Gaba Hutan yang diikat dengan tali rotan menjadi Papan kayu yang dipaku,satu hal lagi yaitu sistem pemerintahan penguasa mengharuskan pengibaran bendera sehingga pada gambar lalu yang berkibar adalah bendera tiga warna ( Belanda ) dan sekarang Dwi warna ( Indonesia )...

Semua ini akan berubah lagi suatu saat..itu pasti..
Kesimpulannya adalah kampung ini dan masyarakatnya "hidup" karena selalu berubah setiap masa...

LASKAR PAPUA




Banyak anak muda Papua sekarang yang senang dengar Lagu Mars Papua yang dinyayikan oleh kelompok Musik legendaris "Black Brothers"..yang bunyik lirik lagunya :

.."pada tahun enam lima dua delapan juni
Markas Arvai di bongkar oleh laskar papua...
Kami tentra sapu rata batalyon kasuari..dst..

Tanya punya tanya ternyata banyak diantara mereka anak muda sekarang yang tak pernah tau seperti apa mereka...Laskar Papua itu...

Semoga insert gambarku kali ini memberikan jawaban dari tanda tanya itu..

Laskar itu bukan hanya cerita kosong...Laskar itu pernah ada...
Pertama kali lihat gambar ini aku...KAGUM dan PUAS...KITA PERNAH ADA..DAN BINTANG PERNAH BERKIBAR..

MENGADU NASIB DI NEGERI ORANG


Ternyata sudah sejak abad 18 lalu orang dari Tabi khususnya kampung-kampung di Youtefa dan Humboldt pergi ke daerah lain untuk mengadu nasib disana dbawah oleh para pedagang,Zendeling atau tokoh pemerintah .Ada juga yang pergi sendiri denga perahu sampai ke wilayah Babo,Yapen untuk mencari manik-manik .
Beberapa dari mereka yang ikut dengan orang pemerintah ada yang sampai di Ternate dan bekerja beberapa bulan disana.Bulan lalu kami kedatangan tamu seorang pendeta yang bertugas di Pulau Roon beliau mengatakan bahwa disana ada satu mata rumah yang berasal dari Youtefa dengan marga "Awi",itu berarti mereka keturunan dari suku Nafri.
Ada pula cerita bahwa salah seorang dari Enggros tinggal dan beranak cucu di Pulau Mapia dan akhirnya pulang meninggal dan dikubur di kampungnya, Enggros.

Sebutlah saja Ondoafi Yanti ( Bapa dari Nenek saya )pergi ke Bogor dan Batavia untuk mencari beberapa bibit tanaman disana dan kemudian pulang lalu menanamnya di Pulau Hamadi ( kebun Pribadi beliau ),Disana juga beliau membeli Lonceng untuk gereja Tabati dan Suling Tambur.

Itulah semangat mereka nenek moyang kita ,untuk mengenal dunia luar...

( Keterangan Gambar :COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van een groep Papua's uit de Humboldt baai in Ternate )

Minggu, 04 April 2010

PORT NUMBAY DULU DAN SEKARANG



Port Numbay bagaikan seorang gadis cantik yang selalu bersolek menghias dirinya...Namanya pun berganti dari satu masa ke masa lainnya seolah mengikuti trend yang berkembang disuatu saat...
Sekarang di usianya yang telah 1 abad namanya pun berubah menjadi Port Numbay dari yang tadinya JAYAPURA...mungkin karena di dunia lagi marak apa yang disebut gerakan indeginous People atau mungkin karena dimana-mana orang mulai menyuarakan "Back To Nature"...Walaupun demikian kami anak negeri Port Numbay tetap memiliki beban yang sudah ada dipundak ini yang diserahkan dari masa ke masa secara estafet oleh satu generasi ke generasi lainnya yaitu : menjaga negeri ini tetap Damai bagi siapa saja yang datang...

Sabtu, 03 April 2010

ASESORIS TATO PEREMPUAN YOUTEFA TEMPO DULU


Gambar tato pada tubuh perempuan youtefa tempo dulu,yang dibuat dengan menggunakan alat duri sagu,tulang ikan,dan pewarna dari daun warna .
Prosesi ini dilakukan pada saat seorang perempuan menginjak remaja dan dewasa ,ini merupakan bagian dari tata rias tubuh yang dimiliki oleh mereka ditambah dengan asesoris anting,gelang dan bunga-bunga wangi lainnya.

Jumat, 02 April 2010

KEPERKASAAN DI YOUTEFA


Postur tubuh besar dengan dada bidang,bahu yang kekar dan kaki-kaki yang kuat,baik laki-laki maupun perempuannya.Itulah manusia youtefa,manusia tabi.Negeri diufuk timur daratan Tanah Papua.
Keperkasaan ini telah dikagumi dan ditulis oleh beberapa ahli ilmu alam,antropolog dan para missionaries Zendeling Belanda yang pernah singgah dan menetap di negeri ini pada tahun 1800an lalu.
Sebutlah seorang FHAI SORY seorang panglima perang yang menaklukan beberapa wilayah disekitar tanah Tabi mulai dari Mamberamo sampai ke Pulau Kairiru (PNG ).
Kekuasaan keodoafiaan Tbati Laut dan Tbati darat yang bersifat Feodal ditanggapi dengan serius oleh seorang antropolog Belanda K.W.Gallis yang berkunjung ke wilayah ini Pada tahun 1858.

SUKU TABATI DAN SEJARAH



(Sumber tulisan :PERKEMBANGAN JEMAAT DI TABATI DARI MASA KE MASA ;Karangan : Lodwijk Hamadi )


Suku Tabati merupakan satu diantara hampir 250-an suku di Tanah Papua. Memiliki 2 hirarki keodoafian yaitu Hamadi dan Ireeuw yang pada masa lalu pernah memiliki wilayah kekuasaan besar hampir meliputi 2/3 dari wilayah dataran Tabi (Bonggo/Sarmi - Wewak/PNG ) .

Didalam 2 keondoafian tersebut memiliki beberapa suku-suku didalamnya, yaitu : Injama, Affar, Hassor, Dawir, Haay, Hababuk , Merauje, Srem-Merauje, Srem srem, Iwo, Hanasbey, Itaar, Mano.
Keondoafian Tabati juga membawahi satu wilayah adat Injros, yang lebih dikenal sekarang dengan nama Enggros, suku-suku yang ada didalamnya yaitu : Drunyi, Sanyi, Semra, Meraudje juga masuk dalam struktur keondoafian Hamadi dan Ireeuw.

Pada masa awal pekabaran Injil pernah tercatat beberapa kali bahwa Ondoafi Tabati dari Keondoafian Hamadi yaitu : Yantiwai, meminta bebrapa kali kepada missionaries G. L. Bink untuk dapat dikirimkan beberapa guru zendeling untuk menetap di Metu debi.
Keondoafian Tabati Laut-Ireeuw sendiri pernah tercatat memiliki armada perang laut yang perkasa dan gagah berani, menaklukan banyak suku dan kampung disekitarnya dan kemudian dijadikan daerah wilayah jajahannya. walaupun begitu kebiasaan memotong kepala musuh lalu dibawa pulang kerumah serta makan manusia tidak dilakukan oleh suku ini seperti yang dilakukan suku-suku lain dibelahan Papua lainnya seperti yang ditulis oleh K. W. Galis dalam bukunya Papuas Van De Humboldt-Baai – hal.29 .

Pada era pekabaran injil pun tercatat salah satu anak dari Ondoafi Ireeuw yaitu Zeblon Ireeuw disekolahkan ke..sekolah Guru Agama di Miei (Manokwari ) pada tahun 1938-1939 dan kemudian bekerja sebagai Guru jemaat diwilayah Resort Hollandia yaitu : Sentani, Tanah Mera, Sarmi dengan meninggalkan kesulungannya memegang tampuk keondoafiannya yang kemudian kembali dipegangnya pada masa tuanya ketika telah pensiun tahun 1976 sebagai guru jemaat dan kemudian meninggal dunia dengan gelar Ondoafipada tanggal 15 September 1990.
Sumbangsih keondoafian Ireeuw pun tak dapat dilupakan oleh GKI di Tanah Papua dengan memberikan tanah hak ulayatnya secara cuma-cuma untuk pembangunan gedung gereja seperti Gedung Viadolorosa Tabati, Gedung Gereja Imanuel Hamadi, Gedung Gereja Diaspora Kotaraja, Gereja Pengharapan lama, Pengharapan Baru, Gedung Percetakan GKI ( Kloofcamp). Selain itu Keondoafian Hamadi memberikan tanah kepada–Gedung Gereja Pniel Kotaraja, Suku Dawir juga memberi secara sukarela tanah bagi Gedung Gereja Silo Entrop .

PASKAH BERSEJARAH दी YOUTEFA

Tepat saat itu hari Minggu tanggal 3 April 1892,missionaries G.L.Bink dan beberapa anak muda dari pulau Roon tiba di Pulau Metu debi.
Sore itu mereka melaksanakan suatu kebaktian dengan lagu dan bacaan firman oleh G.L.Bink.Ditengah arus Youtefa yang teduh di sore itu dengan diiringi suara alam yang merdu,kejadian permulaan sejarah injil diukir di daratan Youtefa,yang kemudian bergaung hingga mencapai kampung-kampung sekitar teluk yang indah ini.
Roh kudus menggerakan hati Ondoafi Yanti untuk menyuruh Waro Wasa Itaar melihat apa yang sedang terjadi pada sore itu di penginapan Tuan Smborway di Pulau metu debi .
Fajar kemenangan yang dibawa oleh seorang missionaries yang mengalami banyak tantangan dan gejolak dalam kehidupannya.Keempat anaknya meninggal di Mansinam,anak yang terkecil menderita ayan(epilepsy),isterinya mengalami gangguan jiwa dan pulang ke Belanda dalam keadaan Gila pada waktu itu G.L.Bink masih berada di Youtefa untuk misi pekabaran injil.
Minggu Paskah itu,menjadi Fajar kemenangan bagi kehidupan manusia di Teluk Humboldt.
Sekelumit kisah ini yang diambil dan dikumpul secara acak dari berbagai bacaan tentang zendeling bahkan catatan harian G.L.Bink sendiri,memang betul-betul mau mengajak kita untuk melihat betapa besarnya Kuasa dan Rencana Tuhan bagi kita yang ada di Tanah ini.
Waro Wasa Itaar yang kemudian ke Pulau Roon bersama Fdae Hamadi ( meninggal di Roon ) belajar Bahasa Melayu selama 3 bulan disana. Kembali ke Youtefa dan selanjutnya membantu kegiatan para zendeling disana.
Beberapa tahun kemudian tanpa terduga muncul seorang Laurens Mano,yang dengan penuh semangat menjadi seorang anak negeri ini yang dipakai dengan luar biasa oleh Tuhan ,membantai habis semua gerakan kegelapan di kawasan ini.Setelah masa Laurens Mano,benih injil yang ditabur pada Minggu Paskah 3 April 1892 itu tumbuh subur menghasilkan nama-nama besar dalam perkembangan gereja dari masa kemasa seperti :
di Tabati ; Zeblon Ireeuw() ,David Hamadi (),Darius Haay,Hein Haay,Frans Ondi,John Mano ;di Enggros : Sokrates Samay,Seppy Samay,Didimus Iwo,Guru Ansua; di Skou : Guru Lanta, di Kayu Pulo :Pdt.Silas Chaay
Diatas kerapuhan Hati seorang Bink,Diatas Semangat seorang Laurens Mano dan kawan-kawan,Diatas Kemenangan Injil Tuhan atas kuasa Gelap di Teluk Humboldt,kami berdiri teguh menegakan salib kristus setinggi-tingginya sehingga hanya nama Tuhan yang dipuji dan dipermuliakan dan akhirnya semua manusia mau mengatakan :Dialah Allah Yang perkasa,yang dulu ,sekarang dan akan tetap Hidup untuk selama-lamanya .

Selamat Merayakan Fajar Paskah.