Selasa, 22 Februari 2011

Youtefa,Ketika aku teringat akanmu…


Kira-kira dua puluhan tahun yang lalu,aku dan teman-teman kecilku di sana yang juga adalah keluarga-keluarga dekatku masih bisa dayung bersukaria mengelilingi pulau Batu yang keras itu,mencari buah-buah merah manis yang tumbuh liar disekililing batunya..sehari penuh kami berkeliling dengan perahu-perahu kecil yang nyaris-nyaris tenggelam,sambil sesekali mendengar sahutan Burung-burung bakau menyambut kami pewaris-pewaris negeri..

Dicela-cela kesibukan itu kami bernyanyi bersukaria dengan berbagai nada bagaikan Choir yang sedang berlatih,kelelahan tak pernah hinggap dalam raga kami..

Ketika Air surut aku dan juga adikku akan bergabung dengan beberapa anak-anak pergi menikmati surutnya Metu Debi..Timbul Tenggelam…
Panasnya Pasir tak membuat kami Jerah dan bosan…Air yang sejuk..membuat semua menjadi betah…

Itulah kisahku ketika bersama semua sanak saudara kecilku,dikala itu..Dikala Youtefa masih tak begitu terganggu …

Waktu berlalu..semua hanya bisa aku kenangkan dan ceritakan kepada anak-anakku dan keponakan-keponakanku bahkan kalau Tuhan beri umur panjang bagi cucu-cucuku nanti..

Aku tak terlahir sebagai Anak yang hidup sehari-hari disana,tapi pengabdian Orang tuaku yang luarbiasa untuk Kampung ini membuat aku selalu tetap akan tersentuh dengan kehidupan harian disana..hampir tak ada masa liburan yang terlewatkan dari tempat ini..

Terpaksa,masa lalu di permukaan Youtefa ini hanya tinggal sebuah kenangan yang indah..
Hari ini,semua saudara bersaudara yang hidup disana dipenuhi dengan pertanyaan besar didalam benak..mengapa Teluk dan Kampung ini harus diporak-porandakan tanpa ada penjelasan,tanpa ada pamit,tanpa ada rasa tanggung jawab bagi keberlangsungan hidup semua yang bernapas diatas Teluk yang menjadi Idola Jayapura ini….

Waniambey Tirot…itulah yang hanya bisa kusuarakan dengan penuh serak dan sesak di dada..sedih.

Tidak ada komentar: